SINOPSIS NOVEL BY ANGELA FLORENCE


SINOPSIS NOVEL

“OPPA & I : LOVE MISSIONS”

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia




Oleh:
Angela Florence R. / 8B / 02





SMP STRADA SANTA MARIA 1
2013



Identitas Novel


Judul buku               :  Oppa & I : Love Missions
Nama pengarang      :  Orizuka & Lia Indra Andriana
Nama Penerbit         : Penerbit Haru
Tahun penerbit        :  2012
Kota penerbit           :  Jakarta Selatan
Jumlah halaman      :  220 halaman
Ukuran buku            :  13*19 cm
Ilustrasi buku           :  Bergambar laki-laki dan perempuan satu payung



SINOPSIS

            Bagaimana cara mengekspresikan perasaanya jika balasan SMS yang ia kirim tak kujung mendapatkan balasan? Anak laki-laki yang duduk di kursi tangah mobil hitam itu berpikir sambil menggelengkan kepala tak percaya begitu mencermati lirik lagu Snowy Wish yang terputar di radio.
            Lagi-lagi desahan napas terdengar, tetapi segera terendam oleh alunan music yang mengalir dari speaker di dalam mobil. Ia menggeleng lagi, tidak kuat mendenga lirik lagu yang seakan mengejeknya itu. Memang benar, di sat bahagia kau akan menikmati irama music sebuah lagu. Tetapi saat bersedih, kau akan merenungi lirik lagunya.
            Bagaimana kalau hal itu terjadi padanya? Sehari berubah menjadi sebulan, sebulan bergulir menjadi setahun, dan hubungannya dengan…. Ah sudahlah!
            Anak laki-laki itu menyuruh kepada Paman Min Su untuk memindahkan saluran radionya. Laki-laki setengah baya yang ada di belakang kemudi itu langsung mengulurkan tangannya ke arah radio, mengikuti permintaan makinnya. Paman itu bertanya kepada Jae Kwon-a apa sekarang perasaannya sedang tidak enak karena bertengkar lagi dengan Jae In adiknya itu.
            Anak laki-laki yang bernama Jae Kwon itu menggeleng dan menjawab pertanyaan pamannya itu bahwa bukan karena Jae in dia begitu sekarang. Kim Min Su mengangguk-anggukkan karena yang ia pikir ternyata salah. Jae Kwon tertawa kecil.
            Sekarang ia tak lagi populer. Jae Kwon menyadari hal ini ketika ia hamper sampai di pintu kelasnya. Setelah Paman Min Su mengangkat topic ‘popularitas’, tanpa sadar Jae Kwon menunggu gerombolan murid perempuan di sekolahnya yang biasanya sudah menanti kedatangannya. Mereka biasanya akan membututinya, bahkan bertindak sebagai bodyguard yang membuat jalanan yang ia lewati mulus tanpa halangan.
            Namun, hari ini semuanya tak ada. Berkali-kali Jae Kwon harus mengucapkan ‘permisi’ untuk melewati kerumunan orang yang kebanyakan sedang membaca sebuah tabloid gratis yang dibagikan di pintu gerbang sekolah tadi.
            Tiba-tiba satu murid ada yang beteriak ‘Hebaaaat sekali’. Suara itu langsung menyambutnya begitu masuk ia masuk ke ruangan yang bertuliskan ‘Kelas XI-B’. Mengira itu ditujukan untuknya, Jae Kwon mengembangkan senyum lebar. Tetapi senyuman itu segera terhapus ketika sadar bahwa Kang Dae Suk-teman baiknya sekaligus pemilik suara itu-sedang mengomentari sesuatu yang sedang ia bca dari tabloid gratis yang didapatkannya. Di sekitar Dae Suk, beberapa teman sekelasnya mengelilinginya.
            Dae Suk langsung memanggil Jae Kwon begitu melihat Jae Kwon lewat di depan bangkunya. Dae Suk langsung membaca salah satu artikel di tabloid itu untuk Jae Kwon. “Aku sudah dengar” ucap Jae Kwon yang memilih memotong ucapan Dae Suk. Suasana hatinya kembali buruk. Dae Suk mengangguk-angguk karena ia mengira bahwa senior Hye Rin pasti sudah cerita tentang wawancara ini pada Jae Kwon.
            Jae Kwon berbohong, tentu saja. Sudah hamper sebulan ini ia tidak bertemu dengan Hye Rin-kakak kela sekaligus gadis yang ia taksir-apalagi mendengar berita itu langsung darinya. Namu, ia tahu itulah satu-satunya cara untuk membungkam Dae Suk.
           

            Tiba-tiba Su Tae Jun, teman baik Jae Kwon yang lain langsung merebut tabloid itu dari Dae Suk dan memberitahukan bahwa ada juga berita tentang Seung Won, bahwa Seung Won di puji aktingnya oleh sutradara dan sebentar lagi mereka akan menjadi artis. Dae Suk menyanggah ucapan Tae Jun, membuat keduannya terlibat perdebatan. Jae Kwon tidak menyia-siakan kesempatan ini untuk melarikan diri.
            Jae Kwon memanggil adiknya Jae In yang duduk di kursinya dengan tersenyum lebar sambil mendekat ke kursi tempat adiknya duduk dan menanyakan kepada adiknya itu sedang apa ia sekarang.
            Jae Kwon mengempaskan diri ke kursi di depan Jae In, yang biasa Seung Won duduki. Gadis itu sedang menundukkan kepala, menggambar sesuatu di buku sketsanya seperti biasa, terlihat sama sekali terganggu dengan keributan di sekitarnya. Bahkan ia tak menoleh saat mendengar suara Jae Kwon dan tetap berkutat dengan sketsanya.
            Tanpa menunggu jawaban adiknya, Jae Kwon langsung mendesah, bahwa ia sedang sedih sekali hari ini dan menanyakan menurut adiknya ‘kenapa senior belum membalas pesan-pesannya’.
            Jae Kwon mengeluarkan ponsel dari kantong celananya dan bertanya kepada Jae In ‘apa ponselnya yang rusak’. Dia juga bertanya kepada adiknya itu ‘bagaimana bisa Seung Won juga terpilih menjadi salah satu pemain drama When I Meet You yang sedang tren sekarang ini dan ada senior Hye Rin yang memainkan drama itu’.
            Jae Kwon mengerutkan kening sambil menatap meja kosong di belakangnya. Sepintas, Jae Kwon melihat wajah sebal Jae In dan salah mengartikannya. Ia pun berbisik pada Jae In bahwa Jae In tidak usah memikirkan Seung Won dan ia memberitahu Jae In bahwa dirinya juga sebal dengan Seung Won.

            Jae In bergumam ‘kenapa kakaknya itu pagi-pagi sudah berisik’ tanpa mengangkat kepalanya. Ia pun bertanya kepada kakaknya ‘kenapa tidak menjadi aktor jika ia sedih begitu’. Jae Kwon tertawa seakan baru mendengar ucapan yang sengat lucu karena ia kan sudah menjadi dubber. Jae Kwon mngulurkan tangan dan mendorong pelan dahi Jae In.

Comments