BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Lulusan SMK yang berkualitas, kompetitif dan siap
bekerja pada bidang keahliannya
masing-masing akan mengurangi dominasi angka pengangguran di Indonesia. Guru
yang berperan sebagai fasilitator, mentor dan motivator dalam proses
pembelajaran dituntut untuk terus mengembangkan kreativitasnya dengan
inovasi-inovasi baru guna mendapatkan metode pembelajaran yang efektif dalam
menghasilkan lulusan berkualitas dan berkarakter.Guna mendapatkan
Inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran, para pendidik harus lebih
beraniberkreasi mencoba
mengimplementasikan berbagai metode pembelajaran ysng berpusat pada
siswa (student centered).
Problem Based Learnig (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa, karenamelibatkan siswa secara kolaboratif
dalam satutim kecil untuk memecahkan suatu permasalahan pembelajaran. Model
pembelajaran PBL sangat populer di luar negeri karena paling sering diimplementasikan
dalam suatu program kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan dalam PBL seperti
presentasi pemberian permasalahan, brainstorming/curah
pendapat dan kegiatan refleksi membuat metode ini juga dapat menjadi sumber
inspirasi pendidik dalam mengermbangkan inovasi-inovasi baru pada proses pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan.Metode pembelajaran yang kurang menarik atau
membosankan bagi siswa, biasanya berpusat pada guru (teacher oriented). Sedangkan metode pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan peserta didiknya, akan memotivasi siswa untuk ikut terlibat secara
aktif pada proses kegiatan pembelajaran.Siswa yang terlibat secara aktif
bersama-sama teman sekelasnya akan lebih mudah mencapai ketuntasan suatu
kompetensi pembelajaran.
Implementasi Problem
Based Learning pada proses pembelajaran Mengelola Pertemuan/Rapat pada
program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Strada Daan Mogot terbukti
efektif dengan meningkatnya secara signifikan nilai ulangan para siswanya. Hasil ulangan sebelum implementasi PBL
menunjukkan kurang dari 50 % siswa belum mencapai nilai KKM. Hal ini terjadi
karena guru masih memakai pola yang lama yaitu metode ceramah. Akan tetapi
setelah guru mengimplementasikan metode pembelajaran Problem Based Learning, hasil ulangan harian dan nilai Ulangan
Akhir Semester, dapat dituntaskan lebih
dari 50% siswa.
3.2
Saran
Implementasi Problem
Based Learning pada proses pembelajaran kompetensi Mengelola
Pertemuan/Rapat di kelas X program keahlian Administrasi perkantoran SMK Strada
Daan Mogot menghasilkan peningkatan ketuntasan pencapaian nilai KKM, akan
tetapi masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi untuk memaksimalkan
implementasi metode tersebut. Berikut beberapa saran dari penulis :
1. SMK sebagai
lembaga pendidikan menengah kejuruan masih kurang mengenal ProblemBased Learningsehingga jarang dipakai, maka untuk
memperkenalkannya sebaiknya pihak sekolah atau perkumpulan Strada memfasilitasi
para guru untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan implementasi metode tersebut.
2. Metode
pembelajaran Problem Based Learning
banyak menggunakan IT (Information
Technogy) sebagai sumber belajar, pihak sekolah perlu membenahi fasilitas
internet sehingga mudah diakses oleh siswa maupun guru.
3. Para pendidik harus
rajin belajar dari berbagai sumber terutama dari sekolah-sekolah unggulandari
dalam negeri maupun luar negeri, untuk terus mencari dan mencoba
mengimplementasikan salah satu metode pembelajaran yang paling tepat digunakan
dalam proses kegiatan pembelajaran kompetensi keahlian yang diampu.
4. Meskipun saat
ini dunia sudah memasuki era digitalisasi, pihak perusahaan/dunia kerja masih
menuntut lulusan SMK lebih berkarakter, program PPR di Perkumpulan Strada lebih
digiatkan lagi karena sebenarnya PPR ini sangat cocok dengan Problem Based Learning.
Comments