Jepang adalah
sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik,
di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Tiongkok,
Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah
paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Tiongkok Timur,
tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Jepang adalah
salah satu Negara di Asia Timur yang mengalami kebangkitan ekonomi ynag cukup
pesat pasca kejatuhannya pada masa perang dunia ke-2. Sebagai negara maju di
bidang ekonomi, Jepang memiliki produk dosmetik bruto terbesar ke-2 setelah
Amerika Serikat.
Untuk
mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakatnya, Jepang mengembangan industrinya dengan motivasi harga diri dan semangat mempertahankan
hidup bagi masyarakatnya. Untuk mendukung program pengembangan SDM-nya, Jepang mengundang
pakarpakar industridari Amerika seperti J.M. Juran dan W.E. Deming, untuk
menerangkan Quality Control dan resep-resep keunggulan industri Barat lainnya.
Jepang
memiliki prioritas utama untuk mempromosikan perdagangan bebas. Program Jepang tersebut disebut dengan Economic Partnership Agreement (EPA).
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) merupakan kerangka dalam Free Trade
Agreement(FTA) atau perjanjian dagang bebas bilateral antara Jepang dan
Indonesia. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Indonesia yang memasuki perdagangan bebas, sebaliknya bagi Jepang sudah
banyak memiliki
pengalaman dalam melakukan perjanjian bilateral dengan beberapa Negara antara
lain singapura, Malaysia, dan Meksiko. Dalam FTA umumnya membahas tentang kerjasama
liberalisasi perdagangan, akan tetapi perjanjian juga dapat dirubah lebih luas
lagi mencangkup bidang-bidang yang merupakan keinginan dari kedua belah pihak
dan tentunya disepakati oleh kedua belah pihak juga. Pada bulan Juni 2003
Jepang dan Indonesia sepakat dalam menggali lebih dalam lagi kemungkinan
kerjasama bilateral di bidang ekonomi.Banyaknya rapat yang dilakukan oleh
keduabelah pihak ini untuk memutuskan layak tidaknya dilaksanakan FTA antar
kedua Negara.Pada Tahun 2004 Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan perdana
mentri Jepang Shinzo Abe sepakat untuk membahas kemungkinan pembentukan Indoneia-Japan
Economic Parttnership Agreement. Pada pencapaian 20 Agustus 2007, puncak
di mana IJEPA ditandatangani oleh kedua Negara.
DEMOGRAFI
Demografi Jepang ditandai
penurunan tingkat kelahiran secara terus menerus dan peningkatan harapan hidup
yang menyebabkan penduduk Jepang makin menua. Penurunan fertilitas juga
menyebabkan turunnya jumlah penduduk. Shoushika
adalah istilah yang digunakan dalam menggambarkan penurunan jumlah kelahiran di
Jepang.
Berdasarkan sensus dari Oktober
2010, populasi Jepang berada pada puncaknya di 128.057.352. Pada 1 Oktober
2015, populasinya adalah 127.094.745 yang menjadikannya sebagai negara dengan
populasi tersebar kesepuluh di dunia
pada saat itu.
Pada tahun 2006, tingkat harapan
hidup di Jepang adalah 81,25 tahun dan merupakan salah satu tingkat harapan
hidup tertinggi di dunia. Peringkat populasi Jepang turun dari 7 ke 8 pada
tahun 1990, ke 9 pada tahun 1998, dan ke 10 di awal abad 21. Pada 2015 turun
lebih jauh ke posisi 11. Selama periode 2010–2015, penduduk Jepang mengalami
penurunan sebesar 947 ribu (0,7%) atau sebesar 189 ribu (0,15%) per tahun.
Perkiraan terbaru menempatkan
angka lebih rendah pada 126.71 juta, masih merupakan negara ke-10 terbesar di
dunia.
Populasi Jepang saat ini adalah
127.121.806 pada 2018, berdasarkan PBB. Setara dengan 1,67% dari total penduduk
dunia dan masih menempati urutan ke 11. Total luas lahan di Jepang adalah
377.944 km2.
Masyarakat Jepang homogen dalam
etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara
sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Tionghoa
Zainichi, Filipina, Brazil-Jepang, dan Peru-Jepang.
Suku bangsa yang paling dominan
adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan kelompok minoritas utama yang
terdiri dari penduduk asli suku Ainu, dan Ryukyu, ditambah kelompok minoritas
secara sosial yang disebut burakumin.
Pada tahun 2014, pekerja
non-naturalisasi yang lahir di luar negeri hanya mencakup 1,5% dari total
populasi. Jepang secara luas dianggap sebagai etnis yang homogen, dan tidak
menyusun statistik etnis atau ras untuk warga negara Jepang; sumber bervariasi
mengenai klaim tersebut, dengan setidaknya satu analisis yang menggambarkan
Jepang sebagai masyarakat multietnis sementara analisis lain menempatkan jumlah
warga Jepang keturunan asing baru-baru ini menjadi minimal.
Perubahan dalam struktur
demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan
menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial
seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk termasuk meningkatkan generasi muda
yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. Populasi
Jepang dikhawatirkan akan merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin
menurun hingga 64 juta pada tahun 2100. Pakar demografi dan pejabat pemerintah
kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah
penduduk.
Perbedaan antara meningkatnya
angka kematian dan tingkat kelahiran yang lebih rendah juga jelas merupakan
faktor dengan tingkat kesuburan yang rendah. Para ahli menghubungkan rendahnya
pertumbuhan Jepang dengan tingginya biaya membesarkan anak-anak di negara
tersebut dan meningkatnya jumlah wanita yang memilih karier daripada memiliki
anak. Statistik lain terjadi penurunan populasi adalah jumlah kasus bunuh diri
yang mengkhawatirkan pada orang muda. Jepang adalah salah satu tingkat bunuh
diri tertinggi di dunia untuk orang-orang di bawah umur 30 tahun.
Faktor-faktor bunuh diri yang
sering terjadi adalah tekanan sosial, depresi, dan pengangguran. Setiap 15
menit hampir 33.000 dilaporkan bunuh diri. Untungnnya, tingkat bunuh diri telah
menurun selama 3 tahun berturut-turut.
Shinto dan Buddha adalah dua
agama utama Jepang. Mereka telah hidup berdampingan selama lebih dari seribu
tahun. Namun, sebagian besar orang Jepang mengidentifikasikan diri sebagai
atheis, tidak religius, atau tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai
penganut satu agama, tetapi menggabungkan berbagai elemen secara sinkretis. Ada
minoritas Kristen dan minoritas lainnya juga, dengan populasi Kristen yang
berasal dari tahun 1500-an, sebagai hasil dari pekerjaan misionaris Eropa
sebelum sakoku diimplementasikan dari 1635–1853.
Pada 15 September 2018,
untuk pertama kalinya, 1 dari 5 orang di Jepang berusia 70 tahun atau lebih
menurut Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi. 26.18 juta orang adalah 70
atau lebih tua dan menyumbang 20,7 persen dari populasi. Wanita lansia melintasi
garis 20 juta pada 20,12 juta, secara substansial melebihi jumlah 15.4 juta
pria lansia bangsa.
Comments